Korban Pengeroyokan Laporkan Oknum Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Ke Polisi

Reportika.co.id || Jakarta — Fendy (41), warga Cikarang, melaporkan dugaan pengeroyokan brutal yang dilakukan seorang anggota DPRD Kabupaten Bekasi berinisial N, bersama belasan orang lainnya. Laporan itu ia buat di Polda Metro Jaya setelah mengalami serangkaian kekerasan yang diduga terjadi di Restoran Shao Kao, Cikarang, pada Rabu malam (29/10/2025).

 

Menurut penuturan Fendy, insiden terjadi pada Rabu malam (29/10/2025). Ia datang ke restoran sekitar pukul 20.30 WIB bersama beberapa rekannya. Tidak ada tanda-tanda keributan sampai teman-temannya berpamitan pulang sekitar pukul 23.30 WIB. Namun sesaat setelah itu, situasi berubah.

 

Fendy melihat sopir dari terlapor terus menatap dirinya dengan cara yang menurutnya janggal. Tatapan itu muncul berulang kali, sampai Fendy kembali masuk ke dalam restoran untuk menunggu jemputan dan mendapati hal yang sama.

 

“Saya nggak tahu apa maksudnya. Tapi jelas bikin saya waspada,” ujarnya saat ditemui di Polda Metro Jaya.

 

Karena merasa tidak nyaman, Fendy akhirnya mendatangi anggota dewan tersebut untuk bertanya langsung.

 

“Pak, kenapa sopir Anda lihatin saya terus?” katanya.

 

Namun situasi di restoran yang penuh musik membuat percakapan pertama tidak terdengar jelas. Ketika Fendy mengulang pertanyaannya, respons yang muncul jauh dari perkiraan. Tiba-tiba, anggota dewan itu bangkit dan bergerak cepat bersama rombongannya.

 

“Dia langsung berdiri, ngegas, terus datang sama teman-temannya. Ada sekitar 14 orang. Dia bilang, ‘Kamu nantang saya?’ Saya bilang tidak. Tapi saya belum selesai bicara, pukulan langsung datang,” ungkap Fendy.

 

Ia mengaku dipukul pertama kali oleh anggota DPRD tersebut, sebelum kemudian dikeroyok secara membabi buta oleh rombongannya. Botol kaca, kursi restoran, dan tendangan disebut menghantamnya dari berbagai arah.

 

“Saya cuma bisa jongkok, lindungi kepala. Botol kena kepala saya, darah keluar,” tuturnya.

 

Keributan itu membuat sekuriti dan pelayan restoran turun tangan. Mereka menarik Fendy ke area dapur, lalu membawanya ke musala belakang agar tidak terlihat oleh rombongan yang menurut mereka masih mencari.

 

“Sekuriti bilang, ‘Jangan keluar, mereka masih nyari kamu.’ Saya diminta sembunyi sampai aman,” katanya.

 

Fendy mengalami luka di wajah, benjol di mata, memar di kepala, serta darah yang mengalir di lengan dan pelipis. Ia mengaku sudah lama mengetahui sosok terlapor karena sering melihatnya di restoran yang sama.

 

Kasus ini telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada 30 Oktober 2025, dan menurut Fendy, penyidik menyampaikan bahwa penanganannya kini diambil alih Polresta Bekasi.

 

“Harapan saya jelas: keadilan ditegakkan. Saya ingin pelaku diadili,” tegasnya.

 

Sule

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *