JPL Mendukung Langkah Gubernur Jawa Barat Untuk Melakukan Reboisasi Hutan Rusak

Reportika.id || Bekasi – Gubernur Jawa Barat Dedi mulyadi menyatakan jika kerusakan hutan di Jawa Barat mencapai batas mengkhawatirkan, yakni 80 persen hutan rusak akibat oknum yang tak bertanggung jawab.

Untuk itu, KDM sapaan akrab Dedi mulyadi berencana mengundang pihak Perhutani dan segera melakukan langkah reboisasi di beberapa titik.

Tak hanya itu, Dedi juga menyiapkan upah untuk para petani agar tidak hanya menanam tetapi juga merawat hingga pohon yang ditanamnya dipastikan tumbuh dan kokoh.

Disisi lain, Hoerul Mustofa yang merupakan Ketua Umum Jurnalis Pecinta Lingkungan (JPL), mengapresiasi langkah KDM dalam upaya penghijauan kembali hutan rusak di Jawa Barat.

Heru, sapaan akrab Hoerul Mustofa menegaskan, jika menjaga hutan merupakan tanggung jawab bersama, dan bukan hanya tanggung jawab kang Dedi, melainkan instansi dibawahnya, Institusi penegak hukum dan masyarakat.

“Bicara Hutan, di Negara yang subur ini seperti membawa air di tengah gurun, seribu kepentingan berpotensi merusak hutan, tambang, pembalakan, pembangunan, industri, bahkan seringkali kita harus berhadapan dengan tangan besi,” Jelasnya.

“Membahas hutan Indonesia tidak akan pernah habis, selain memang negara ini kaya akan hutan, tapi juga mafia ini seperti rayap yang menggerogoti kayu, imbasnya dari luar tampak kokoh, dari dalam rapuh karena digerogoti oleh oknum-oknum,” Pungkasnya.

“Apapun ceritanya, hari ini saya mendukung jelas langkah KDM dalam mengembalikan hutan melalui program reboisasi, karena jarang kita memiliki pemimpin yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dan alam, KDM ini tidak usah diragukan lah,” Paparnya.

“Disisi lain, kita selaku warga Jawa Barat harus mendukung hal ini, hutan Jawa Barat ini memang seperti luka yang lama di biarkan, dan tak kunjung diobati, maka luka itu semakin meluas, al hasil hutan asri Jawa Barat cuma tinggal 20 persen lagi, ironis sekali ya,” Cetusnya.

“Jawa Barat ini perlu banyak pembenahan dari sisi tata ruang, banyak pemangku kepentingan dengan tangan besi, melabrak tata ruang sehingga ke asrian hutan mulai terkoyak, coba lihat saja ke Lembang atau Puncak Bogor, bandingkan dengan 10-15 tahun ke belakang, pasti beda, bangunan megah dan hutan yang sudah gundul, bisa kita lihat dengan mata telanjang, itu bukti nyata, jika kalau hutan kita sudah tergerus. Semoga saja di Era KDM, pengembalian fungsi hutan ini bisa berjalan dengan lancar,” Tutupnya.

Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *