Reportika.id ll Kabupaten Bekasi – Amarah warga Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi Jawa Barat memuncak lantaran aktivitas Dump Truk pengangkut tanah urugan Pertamina. Konvoy mobil bertonase berat tersebut dianggap meresahkan, sehingga mendorong masyarakat Pebayuran untuk menyetop total dump truk tanah tersebut untuk beraktivitas di siang hari di wilayah Pebayuran. Sabtu, 20 Desember 2025.
Warga menilai aktivitas dump truk di jalur Pebayuran pada siang hari rawan terjadi kecelakaan. Sebab jalan utama Pebayuran memiliki jalan yang tidak terlalu lebar, sehingga aktivitas mobil tersebut dianggap mengganggu jika berlalu lalang di siang hari.
“Pebayuran bukan jalur tambang. Kami meminta dump truk tanah tidak lagi melintas di siang hari, jaga keselamatan warga dan pengguna jalan,” ucap Nurdin pengguna jalan.
Sebelum ada korban luka, aktivitas dump truk dinilai merusak infrastruktur jalan, memicu kemacetan, menimbulkan polusi debu, serta menciptakan rasa tidak aman bagi pengguna jalan, khususnya perempuan dan anak-anak.
Baca juga:
Warga mendesak Pemerintah Kabupaten Bekasi, khususnya Dinas Perhubungan, serta Kepolisian, agar segera mengambil langkah tegas terhadap mobilisasi truk besar tersebut.
Tuntutan tersebut meliputi pelarangan total dump truk tanah konvoi melintas di siang hari, serta penindakan tegas terhadap perusahaan dan pengemudi yang melanggar ketentuan.
“Jika tidak mampu mengawasi, lebih baik dilakukan pelarangan total. Jangan menunggu jatuhnya korban jiwa,” ujar warga lainnya dengan nada geram.
Hingga saat ini, masyarakat menilai belum ada kebijakan konkret yang benar-benar memberikan perlindungan terhadap keselamatan warga Pebayuran dan sekitarnya. Oleh karena itu, warga menegaskan akan terus menyuarakan penolakan untuk tidak konvoi di siang hari.
“Bagi masyarakat Pebayuran sikap mereka tegas dan tidak dapat ditawar, dump truk pengangkut tanah tidak lagi diterima melintas di siang hari untuk Wilayah Pebayuran, Keselamatan warga harus menjadi prioritas utama,” Cetus warga Pebayuran
(Bemo)













